Kamis, 07 Juni 2012

Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Selasa, 05 Juni 2012

Keunikan Bahasa Indonesia


Keunikan Bahasa Indonesia
11.   Dijadikan Bahasa Resmi Ke-2 di Vietnam
Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, mengumumkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi pada bulan Desember 2007, kata seorang diplomat Indonesia.
Guna mengembangkan dan memperlancar studi Bahasa Indonesia, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia di kota itu membantu berbagai sarana yang diperlukan beberapa universitas, kata Irdamis.
Sarana yang dibantu antara lain peralatan komputer, alat peraga, bantuan dosen dan bantuan keuangan bagi setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya promosi Bahasa Indonesia di wilayah kerja universitas masing-masing.
Perguruan tinggi itu juga mengadakan lomba pidato dalam Bahasa Indonesia, lomba esei tentang Indonesia dan pameran kebudayaan. Universitas Hong Bang, Universitas Nasional HCMC dan Universitas Sosial dan Humaniora membuka studi Bahasa Indonesia.
“Jumlah mahasiswa yang terdaftar sampai Nopember 2008 sebanyak 63 orang dan menurut universitas-universitas itu, minat untuk mempelajari Bahasa Indonesia cenderung meningkat,” kata Irdamis.
Ia berpendapat sebagian pemuda Vietnam melihat adanya keperluan untuk mempelajari Bahasa Indonesia, mengingat kemungkinan meningkatnya hubungan bilateral kedua negara yang berpenduduk terbesar di ASEAN di masa depan.

22.        Bahasa Indonesia dipelajari lebih dari 45 Negara di dunia
Walaupun yang paling efektif merubah citra adalah merubah realitas, namun peran budaya dan bahasa Indonesia dalam diplomasi sangat krusial. Tingginya minat orang asing belajar bahasa dan budaya Indonesia harus disambut positif. Kalau perlu Indonesia menambah Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara, guna membangun saling pengertian dan perbaiki citra .
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Andri Hadi mengemukakan hal itu ketika tampil pada pleno Kongres IX Bahasa Indonesia, yang membahas Bahasa Indonesia sebagai Media Diplomasi dalam Membangun Citra Indonesia di Dunia Internasional, Rabu (29/10) di Jakarta.
Untuk kepentingan diplomasi dan menambah pengetahuan orang asing tentang bahasa Indonesia, menurut Dirjen Informasi dan Diplomasi Deplu ini, modul-modul bahasa Indonesia di internet perlu diadakan, sehingga orang bisa mengakses di mana saja dan kapan saja.
Di samping itu, keberadaan Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara sangat membantu dan penting. Negara-negara asing gencar membangun pusat kebudayaannya, seperti China yang dalam tempo 2 tahun membangun lebih 100 pusat kebudayaan. Sedangkan bagi Indonesia untuk menambah dan membangun Pusat Kebudayaan terkendala anggaran dan sumber daya manusia yang andal.
Dalam sesi pleno sebelumnya, Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Dendy Sugono yang berbicara tentang Politik Kebahasaan di Indonesia untuk Membentuk Insan Indonesia yang Cerdas Kompetitif di atas Fondasi Peradaban Bangsa, mengatakan, tuntutan dunia kerja masa depan memerlukan insan yang cerdas, kreatif/inovatif, dan berdaya saing, baik lokal, nasional, maupun global.
Untuk memenuhi keperluan itu, sangat diperlukan keseimbangan penguasaan bahasa ibu (bahasa daerah), bahasa Indonesia, dan bahasa asing untuk mereka yang berdaya saing global, tandasnya.

3. Wikipedia bahasa Indonesia yang menduduki peringkat ke 26 di dunia dan Terbesar Ketiga di Asia
Menulis ensiklopedia bebas di internet semakin digemari masyarakat Indonesia. Bahkan ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, Wikipedia Indonesia, telah menjadi ensiklopedia elektronik terbesar ketiga setelah Wikipedia berbahasa Jepang dan Mandarin.
“Wikipedia Indonesia kini berada di peringkat 26 dari 250 Wikipedia berbahasa asing di dunia. Sedangkan di tingkat Asia kita berada di peringkat tiga, setelah Jepang dan Mandarin,” ujar Ivan Lanin, penggiat jumlah bertambahnya jumlah, di Jakarta, Selasa.
Tingginya gairah penggiat ensiklopedia bebas itu juga tercermin dalam lokakarya “Menulis di Wikipedia Indonesia” yang digelar dalam rangkaian acara Indonesia Information Communication Technology (Indonesia ICT Awards) 2007 di Balai Sidang Jakarta.
“Tingginya peminat lokakarya ini, membuktikan semakin banyak orang yang tertarik untuk membagi pengetahuannya di Wikipedia,” ujar salah satu pengurus “Wikipedia Indonesia”, Revo A.G Soekatno di Jakarta, Selasa.
 “Jumlah yang mendaftar jauh lebih banyak lagi, tapi karena keterbatasan tempat dan perangkat komputer untuk pelatihan, maka pesertanya kami batasi. Bahkan ada banyak peserta yang tidak mendapat komputer pelatihan tetap menyatakan ikut serta,” ujar pria yang kini tengah menyelesaikan studi S-3 di Belanda ini.
Dalam pelatihan itu peserta belajar bagaimana menulis, menyunting, atau menambahkan informasi.
Revo mengatakan ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia kini memiliki 69 ribu artikel dengan kontributor aktif sebanyak 30 orang. Termasuk di dalamnya adalah jajaran para pengurus sebanyak 14 orang.
Meski mengalami perkembangan yang cukup pesat, ensiklopedia bebas ini beberapa kali bermasalah dalam hal informasi yang dituliskan kontributor. Yakni data dan fakta yang kurang akurat dan adanya konflik antarkontributor karena adanya pebedaan data dna pengertian. Isu tentang politik, agama, dan ekonomi adalah yang seringkali bermasalah dalam hal akurasi informasi.

4. Bahasa Indonesia bahasa ketiga yang paling banyak digunakan pada wordpress
Fakta bahwa setelah Spanyol, Bahasa Indonesia adalah Bahasa yang menempati urutan ketiga yang paling banyak digunakan dalam posting-posting Wordpress. Indonesia pun adalah negara kedua terbesar di dunia yang pertumbuhannya paling cepat dalam penggunaan engine blog itu. Dalam 6 bulan terakhir tercatat 143.108 pengguna baru Wordpress dari Indonesia dan telah ada 117.601.633 kunjungan melalui 40 kota di Indonesia.

http://yangcocok.blogspot.com/2010/11/keunikan-bahasa-indonesia.html

Kamis, 19 April 2012

Kunang-kunang kamar




Malam ini aku melihat bunda dalam lelap, ada sisa kerak air mata di pipi bunda, dan matanya betam seperti ditonjok martil oleh orang gempal, dan perutnya sudah terlihat membesar. Tak tega aku membangunkannya, tidurlah bunda, mungkin bunda terlalu lelah memeras air mata hingga bunda  tak bisa merasakan kehadiranku kini.
Terbang mengelilingi kamarnya dan hinggap pada gorden jendela yang selalu bunda tutup. Kamarnya tetap saja gelap, masih sama seperti pertama aku berkunjung ke kamarnya dulu. Aku masih ingat bagaimana semua itu dimulai, masih terasa lipstick rasa anggur itu, lidah yang mengais-ngais yang tak pasti.
“ayah, aku takut hamil” aku tertawa dalam hati, aku dipanggil ayah olehnya, kita hanya tunangan sudah dipanggil ayah? Meskipun aku juga memanggilnya bunda. Lucu memang cara kami berpacaran, atau kadang dibilang bodoh,
“tenang bunda, 1 bulan lagi kita akan menikah, meskipun kamu hamil. Tak akan terlihat besarnya perutmu.” Meskipun aku tahu bahwa hidupku tak lebih dari satu bulan. Jika tidak ada hewan yang menggerogoti jumlah darahku, aku tidak akan seperti ini.
Lalu kukecup rasa anggur itu, hingga membakar bara yang ada dalam diriku, semuanya menjadi panas, dan bunda juga ikut panas, menular seperti HIV, tapi ini lebih cepat, tidak membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mendapat efeknya.
“Bagaimana jika dia hamil?, lalu bagaimana nasib anakku nanti?” Masih saja nota ini menggantung dalam pikiranku, seperti tugas kuliah yang tak pernah aku kerjakan, hingga aku baru lulus ketika semester sepuluh. Tekanan ini membuat darah segar keluar dari hidung, dan gusiku. Kepalaku seperti ditindas, entah beratnya berapa kilo, aku belum sempat menghitungnya. Beratnya cukup membuatku jatuh tersungkur, aku belum pernah jatuh sebelumnya, bahkan dengan senseiku sendiri, dia belum pernah bisa membantingku.
Masih saja terasa darah yang ada dalam mulutku ini, terdengar suara ibuku menangis membangunkanku, lalu aku juga mendengar adikku menangis meminta untuk dibelikan HP BlackBerry yang lagi ngetren saat itu. Ada-ada saja ababil ini. Aku berusaha bangun, tapi ada yang mengikat gorden mataku, hingga terasa sulit membuka mata ini. Semakin keras tangisan ibuku, semakin keras juga adikku merengek meminta HP baru. Ah sudahlah aku tak peduli.
Aku merasakan tangan lembut membelai tanganku, mungkin ini bunda, tapi bagaimana dia tahu kalau keadaanku seperti ini. Tangan lembut itu memegang nadiku, Kemudian aku merasakan jarum menusuk nadiku, ini pasti suster, sialan. aku ingin menjerit, meraung, menyakar-nyakar suster ini. Membuka mata saja tidak bisa, bagaimana aku menyakar suster ini. Ah sudahlah aku tak peduli.
Aku seperti mendapat energy baru setelah suster bangsat itu menusuk nadiku, dan aku masih mendengar adikku merengek kepada ibu meminta HP baru, mungkin karena ibu sudah bosan dengan rengekan ababil ini, dan ibu langsung mengiyakan apa kemauan adikku. Kontan aku bangun, berteriak, memaki adikku itu, dan memandang adikku seperti permen karet yang ingin kulahap, mengunyahnya, lalu membuangnya dalam selokan. “dasar anak tak tahu diuntung, apa kurang bagus i-phone 4s yang kamu pegang itu?!” dasar memang anak manja, dia langsung pergi ke ayahnya yang berdiri di ambang pintu, sambil mengadu kalau dirinya telah kumarahi. Hah, sudah tentu ayah memarahiku, dan memihak anaknya yang paling cantik itu, bahkan lebih cantik dari ibuku. Ibu hanya memelukku, menenangkanku lalu merebahkanku. Aku melihat nadiku, ternyata jarum itu tersambung selang berwarna merah dan ada botol kempis dengan stiker bertuliskan B, yang warna merahnya tinggal setengah, dan tiba-tiba saja semuanya jadi gelap. Ah kenapa mata ini, membuatku semakin bingun saja.
Sudah 3 minggu aku terbaring di kasur busa ini, punggung ini rasanya bengkok seperti busur panah yang sedang ditarik. Aku ingin pulang,aku ingin pulang menemui bunda. aku ingin memeluknya, mengelus-mengelus kepalanya, menata rambutnya, mencium rambutnya.sungguh, rasanya seperti gajah yang tak pernah bertemu dengan betina, hingga membuatnya buas.
Malamnya aku pulang dengan mobil audi R8 kesayanganku, menyalip mobil-mobil jelek yang selalu berjalan pelan, apa mereka tidak menghargai waktu? Malah menghabiskan waktu dijalan raya bukannya menemui orang yang dikasihi atau disayangi, ah sudahlah, bukan urusanku, aku mengejar waktuku yang semakin menipis, aku langsung pergi menemui bunda dirumahnya yang sederhana tapi asri dan terlihat indah dengan adenium yang berjajar di halamannya. aku memarkirkan mobilku di depan rumah bunda tepat pada tiang telepon yang miring karena baru aku tabrak.
Aku berjalan menyilangkan langkahku, berusaha melewati taman yang panjang ini, aku menggapai ganggang pintu, dan menekan bel berbentuk aneh, bentuknya seperti payudara bunda, tapi ini lebih mungil, dengan putting berwarna merah.aku menekan putting itu, aku menebak bagaimana bunyi yang dihasilkan, mungkin suara desahan wanita. Hahahah ternyata bukan, terdengar suara assalamua’alaikum dari dalam rumah bunda. kapan aku terakhir kali mengucapkan kata itu? “Tuhan aku lupa kepada-Mu, mungkin ini hukuman-Mu karena aku telah melupakanmu, maafkan aku tuhan” aku tersungkur, dan tubuhku bersandar di daun pintu bunda, ketika pintu itu dibuka, aku kembali tersungkur mencium kaki bunda. dan semuanya menjadi gelap.
Aku merasakan kembali jarum yang menusuk di nadiku, entahlah tak terasa sakitnya sekarang, aku hanya merasa bahwa tubuhku dingin, dan aku merasakan darah di dalam mulutku, meluber melewati sudut bibir ini, dan tiba-tiba saja ada jari lembut yang menyeka darah di pipiku, membersihkan hingga bibirku. Betapa halus jari ini, seperti jari bunda, lalu jari ini menghilang, entah kemana, aku ingin jari itu tetap di atas bibirku. Kini Jari itu terganti dengan bibir yang mendarat di bibirku, “bibir siapa ini?” Aku tak dapat merasakan bibir ini, hanya darah yang aku rasakan, lidahnya menyapu gigiku, menyedot kuat mulutku, dia seperti lintah menyapu semua darah di mulutku, meskipun masih tertinggal bau amisnya. Tapi setidaknya aku bisa merasakan bibirnya, rasa anggur.
“bunda?” tak salah lagi, aku berusaha membuka mata ini, amat berat, lebih berat daripada membanting sensei, “ayolah mata, kasihani aku sedikit”,  kurasakan air menetes di ujung mataku, “bukalah mata, apakah kau tidak penasaran dengan air yang membasahimu?”, mata ini menjawab “satu kali lagi, ini kesempatan terakhirmumu.” “Ohh terimakasih mata, aku akan memberimu burger double beef dengan extra keju kesukaanmu, aku janji.” Mata tak menjawab, dan cahaya silau masuk dalam mataku, betapa cepatnya mata ini terbuka. Ah aku tak peduli.
“bunda?” aahhh, sial ini bukan ciuman yang aku harapakan, dia hanya membersihkan darah yang ada dalam mulutku. Melihat bulir cahaya lampu yang terbias dari air mata yang berjatuhan dari sudut matanya, bunda melepas ciumannya, dan darah itu berpindah ke bibirnya, “bunda, kenapa kamu menangis? Siapa yang kurang ajar padamu?”
“ayah!!”
“kenapa aku?”
“aku hamil, yah! Kamu yang kurang ajar!” dia mencubitku, tentunya dengan cubitan sayang. entah kenapa aku senang sekali mendengar ini, janin dari hubungan yang diikat oleh pertunangan seharusnya sebuah tamparan keras bagi orang lain, tapi ini adalah belaian terlembut yang pernah aku rasakan, melebihi belaian ibu.
“tidak mungkin!” ayah, ibu, dan calon mertuaku histeri bersamaan, ah aku tak peduli. Aku masih menikmati belaian ini, sama cueknya dengan adikku yang duduk di pojok kamar bermain dengan BlackBerry-nya yang baru, dan aku juga tak peduli dengan ababil itu.
“jaga janin ini bunda, biarkan dia tumbuh, aku titip mata ini agar aku bisa melihat bagaimana keadaanmu, jangan kuatir bunda, aku akan menjengukmu setiap malam, dengan cahayaku sendiri aku akan menyinari kamarmu yang gelap. Aku mencintai…….”, tiba-tibaaku sulit berkata, dan aku merasakan tubuhku sangat dingin,  sunnguh tak kuat tubuhku menahan dingin ini, sulit sekali menggetarkan pita suaraku, apa sudah kaku karena dingin ini? Ah aku tak peduli, yang penting aku bisa mengatakan yang seharusnya aku katakan.
“ayah, lalu aku bagaimana?” ah, dia jatuh memelukku, baru sadar bahwa tubuhnya seberat ini. Aku mengusap kepalanya, mencium rambutnya menyelipkan sisi rambutnya di sela telinganya.  Aku ingin sekali mengatakan ini bunda “anak ini akan menjagamu bunda, tubuhnya kan sekuat aku, matanya akan sepertiku, mulutnya sepertiku, tetapi dia akn memiliki hidung mancung sepertimu, sifat baik sepertimu, sayang, aku sungguh mencintaimu.”
“waktumu habis kawan.” Ahh, Mata ini seperti tak tahu betapa hangatnya dipeluk wanita, “kenapa terburu-buru?”aaahhh,  mata ini kembali sangat berat, ah sudahlah, biar saja tutup, memang sudah malam. Sudah waktunya tutup. Kurasakan bunda menangis semakin keras, mungkin karena pertanyaannya tak  aku jawab. Tubuhku semakin dingin dan nafasku mulai tersengal-sengal,dan terlihat cahaya putih yang minyilaukan, aku bingung, padahal mataku suda tertutup rapat. “cahaya dari mana?”
“surga” aku tertawa mendengar jawaban mata,” bagaimana mungkin aku melihatcahaya surge, apa aku calon penghuninya?”
“ini keputusan yang di atas.” Ah sudahlah, aku juga tak peduli mau masuk surga atau neraka, aku hanya ingin tiap malam menengok bunda.
“jadilah kunang-kunang.”
“baiklah mata” ada sesuatu yang menarikku, menembus ubun-ubunku, meraih sesuatu yang saat dia pegang rasanya sangat sakit, lebih sakit daripada terkena air mendidih. Dan bluss, lebih cepat dari kedipan mata, aku keluar.
Semua histeris, kecuali adikku yang sibuk dengan HP-nya, mungkin dia membuat status facebook atau twitter “yes, kakakku pergi untuk selamanya dan aku akan menjadi anak tunggal yang semua permintaanku akan dikabulkan ayah dan ibu.” Aku tak peduli, bukan urusanku lagi. Aku melihat bunda menangis, menggoncangkan tubuhku yang kekar. Masih sempat aku memuji tentang tubuhku yang bagus itu. aku mengusap kepala bunda, entah diap merasakan atau tidak aku tak peduli, dan aku pergi.
Sama seperti janjiku, aku menengoknya setiap malam, masuk dalam kamarnya. Dan hinngap digorden, di atas televisi, dan yang paling sering adalah di atas kepalanya. Aku capek bunda, terbang bolak-balik dari tempat yang jauh, ke tempatmu sekarang. “bolehkah aku menjadi kunang-kunang kamarmu? Yang selalu menerangi gelapnya kamarmu?” dia tak menjawab. Ah aku tak peduli,
Aku mengirimimu sepasang nyala lilin yang teduh, satu nyala dariku, dan satu nyala pesananmu. Ah bunda, aku hanya memiliki satu permohonan yang tak begitu mewah, aku hanya ingin menjadi spasi yang menghindarkanmu dari titik, dan berdongeng lembut untuk berteduh menidurkanmu.

karya: RENDRA ALIF UTAMA

Kamis, 12 April 2012

?

sayangku yang sabar
yang tak pernah terguncang oleh darah yang keluar
yang tak pernah melemparkan suar
untuk jiwamu yang terbakar

sayangku yang cantik
peredam hatiku yang penuh setan bertempik
menyibakkan pekik yang tengik

sayangku?
apa kamu mati?

sayangku, kenapa kau diam
apa mulutmu terbungkam
tersumpal oleh sekam
dari hatiku yang kelam

sayangku?
kau sedang apa?
aku khawatir di "sini"

ABDI, MATI

yang terbungkam
menuju tarkam
dan tak tenggelam

yang diam
dalam kelam
dan tak tenggelam

yang kalah
tanpa galah
di hari cerah

yang menang
membusungkan dada sekeras karang
hancur seperti kerang

yang mati
terkubur dalam peti
membusuk dalam teriak mati

Selasa, 13 Maret 2012

nanah

nanah

nanah putih
pelengkap luka yang jatuh dari jurangmu
dan kau bau

nanah putih
selalu dicaci meskipun penghilang perih
dan kau bau

nanah putih
dihilangkan tak diinginkan
dan kau bau

nanah putih
tetaplah disana,
menerima penyakit dari bibir mereka
bangunlah, meskipun kau dimusnahkan

nanah putih dan bau

rendra alif utama
03-13-2012
16:35

Selasa, 14 Februari 2012

LUBANG SILIT

ketika aku bercermin
dan aku melihat dalam mataku
aku sudah tak menemukanmu lagi
aku melihat telingaku penuh dengan kotoran dari mulutmu
hingga meluber sampai perutku
entahlah, ada yang salah dengan anatomimu
mungkin kau juga telah mengencingi wajahku
entah dengan mulutmu atau hidungmu
anatomimu benar-benar salah
lalu lubang apa yang dimasuki "anu"ku?
"mulut"?
aku menyusur lorong, tempat kita bercumbu
berharap kau sedang bermain dengan mulutmu
atau yang bisa disebut "dubur" atau "anu"mu.
aku melihatmu, sedang mengencingi temanmu
aku menghampirimu, dan mengajakmu berdiri
dengan "kaki"mu, atau sebenarnya itu "tangan"mu
aku menggali yang ada dalam mata "semu"mu
hingga tembus ke"hati"mu
benar-benar busuk!!
aku menghembuskan nyanyian itu
di"telinga"mu tentunya


"sayang, kenakan baju hitam ini. di hatiku"
"KAU SEDANG DIMAKAMKAN"





Rendra Alif
14-02-2012
12:12

Samudera bahasa

selamat membaca...... selamat menganalisis.... selamat berkarya....

Copyright © 2012 powered by RENDRA